PLURALISME
SEBAGAI KEKUATAN PERSATUAN
Pluralisme
dalam sejarah perjalanan bangsa kita adalah hal yang klasik dan tidak
terelakkan keberadaannya. Bahkan sebelum wacana pluralisme menjadi perdebatan
yang alot dalam kajian sosiologi kontemporer (post-modernisme), para founding
father bangsa ini telah berhasil meletakkan wacana tersebut sebagai fondasi
kehidupan berbangsa dan bernegara sebagaimana yang tertuang dalam Pancasila dan
Undang-Undang Dasar 1945.
Pluralisme ala Indonesia ini dikenal dengan istilah Bhinneka Tunggal Ika (berbeda-beda tapi satu). Gagasan yang merupakan warisan dari salah seorang filsuf lokal Nusantara (Empu Tantular Abad 14 Masehi) ini, berhasil mempersatukan rakyat Indonesia, mulai dari Sabang sampai Merauke menjadi satu ikatan kebangsaan yang utuh dalam bingkai Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI). Dikatakan demikian, karena gagasan tersebut mampu melihat realitas kehidupan bangsa Indonesia yang sarat dengan berbagai macam perbedaan, baik agama, budaya dan ras.
Pluralisme ala Indonesia ini dikenal dengan istilah Bhinneka Tunggal Ika (berbeda-beda tapi satu). Gagasan yang merupakan warisan dari salah seorang filsuf lokal Nusantara (Empu Tantular Abad 14 Masehi) ini, berhasil mempersatukan rakyat Indonesia, mulai dari Sabang sampai Merauke menjadi satu ikatan kebangsaan yang utuh dalam bingkai Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI). Dikatakan demikian, karena gagasan tersebut mampu melihat realitas kehidupan bangsa Indonesia yang sarat dengan berbagai macam perbedaan, baik agama, budaya dan ras.
Dalam konsep Bhinneka Tunggal Ika,
perbedaan bukanlah tujuan, melainkan sebuah kewajaran. Sehingga keutuhan NKRI,
meskipun dilatari oleh berbagai macam perbedaan, masih tetap utuh dan terjaga
sampai hari ini. Kenapa demikian? Karena bangunan kebangsaan kita tidaklah
dibangun atas dasar kesamaan etnis, agama dan budaya, Melainkan dibangun di
atas fondasi keanekaragaman yang mengedepankan semangat kebersamaan sebagai
perekat persatuan tanpa harus menghilangkan identitas keanekaragaman yang telah
ada. Selain itu, makna terdalam dari gagasan Bhinneka Tunggal Ika mampu melihat
sisi perbedaan yang tidak hanya sebagai bentukan biologis, melainkan sarat
dengan muatan teologis.
Oleh karena
itu, sangat disayangkan jika belakangan ini bangsa kita banyak diterpa oleh
berbagai masalah, khususnya yang terkait dengan persoalan SARA. Bhinneka Tungal
Ika yang sejatinya diharapkan mampu melahirkan ruang kebersamaan diantara
berbagai perbedaan, seolah kehilangan makna dalam dinamika kehidupan sosial
bangsa kita.
Pada hakikatnya penghuni bangsa ini tidak mempersoalkan kenapa ia dilahirkan dalam keadaan berbeda. Namun yang mereka persoalkan adalah sifat sebahagian manusia yang begitu kejam dalam melihat perbedaan, mereka tidak segan melakukan tindakan diskriminasi, penghinaan, pertikaian dan bahkan pembunuhan antar sesama, hanya karena berbeda suku, agama dan ras.
Pada hakikatnya penghuni bangsa ini tidak mempersoalkan kenapa ia dilahirkan dalam keadaan berbeda. Namun yang mereka persoalkan adalah sifat sebahagian manusia yang begitu kejam dalam melihat perbedaan, mereka tidak segan melakukan tindakan diskriminasi, penghinaan, pertikaian dan bahkan pembunuhan antar sesama, hanya karena berbeda suku, agama dan ras.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar