Kamis, 17 Desember 2015

cerita pendek



Siapa Dia?
Oleh: Eliska Tejaningtyas (1SA03)

Siang itu waktu menunjukan pukul 14.00 WIB, handphoneku bergetar dan berbunyi dari saku bajuku. Lalu aku membuka handphoneku yang ternyata ada sebuah pesan dari seseorang yang tidak aku kenal. Dia menyapaku dengan kata-kata yang mungkin setiap wanita akan mengira dan bertanya-tanya siapa dia. Ya, dia adalah seorang laki-laki yang aku pun tidak pernah sekalipun tahu namanya. “Hai” katanya, “Siapa ini?” kataku, “Boleh kenalan?”. Karena aku  tergolong orang yang masa bodo, aku biarkan saja pesan itu tanpa membalas sepatah kata pun.
Beberapa minggu berlalu setelah kejadian itu, entah keisenganku yang berawal darimana aku membuka handphoneku dan membolak-balikan pesan dari atas ke bawah dan dari bawah keatas. Ada sebuah pesan dari tiga hari yang lalu yang tak sempat aku baca, dan yang mengejutkan adalah pesan itu dari seseorang yang beberapa minggu lalu mengirimkan pesan padaku. “Eh eh” katanya, “Oh ya sorry gue baru buka bbm lo nih. Lo siapa sih sebenarnya?” balasku, “Kenalin gue Andre dari kelas 11 IPS 1, gue ganggu lo gak nih?” katanya, “Oh ya? By the way lo dapet nomer gue darimana? Iya ga ada masalah, lo ga ganggu gue sama sekali kok” jawabku, “Dari temen lo anak sebelah si Akang” balasnya, “Oh dia”. Tak terasa didalam sebuah pesan kami menjadi lebih akrab.
Sekitar pertengahan bulan sekolahku mengadakan study tour ke daerah Purwakarta Jawa Barat selama dua hari satu malam. Pada saat itu aku sedang sendiri, kalau bahasa anak gaul zaman sekarang adalah “Jomblo” he..he..he, tidak seperti temen-temanku yang lain yang memiliki pasangan pada saat berpergian kesana. Tetapi, aku tidak merasa sendiri juga karena temanku juga banyak yang tidak memiliki pasangan. So, kami memang senasib. Walaupun dalam hati aku sangat berharap dan memimpikan seorang pangeran yang bisa menemaniku bermain-main dan bersama dalam kegiatan tersebut.
Dalam perjalanan menuju ke tempat yang akan kita tuju kami berangkat pukul 07.00 WIB. Perjalanan dapat kami tempuh dalam waktu tiga jam saja. Dalam perjalanan aku duduk disamping chairmate-ku dan tepat dibelakang sesorang yang aku suka. Sebut saja namanya Awe, karena pada saat aku pertama kali melihat dia aku melihat dia itu orang yang sanagat Awesome, maka dari itu aku memeberi namanya Awe. Alasan aku menyukainya juga karena Awe adalah sosok orang yang pemberani, berwibawa, baik hati, dan taat kepada agamanya. Tetapi, ada yang membuatku merasa sedih, si Awe ternyata mengagumi teman sekelasku juga sebut saja namanya Bunga.
Bunga seperti bunga kebanyakan yang biasa dilihat orang bunga yang cantik, indah, dan menawan. Bunga ini seorang gadis cantik dan berbakat, tidak hanya pintar dalam pelajaran disekolah tetepi dia juga mempunyai bakat lain seperti melukis dan menyanyi. Dia mempunyai suara yang sangat indah. Bunga pun sepertinya juga menyukai Awe, tetapi karena aku orang yang pandai menjaga rahasia tentang perasanku sendiri ku biarkan saja mereka saling berdekatan walaupun sebenarnya aku memendam rasa kecewa.
Tak terasa setelah tiga jam kami sampai ditempat tujuan, lalu kami mencari kamar masing-masing untuk menaruh barang bawaan kami. Oh iya, disana kami tidak tidur di hotel tetapi tidur di rumah-rumah warga. Rumah itu seperti rumah yang terbuat dari anyaman bambu, menurut guruku kami diajak belajar untuk merasakan bagaimana tinggal disebuah pedesaan seperti ini. Disana pemandangannya sangat indah seperti pegunungn yang menjulang tinggi, sawah-sawah yang terbentang luas, dan hamparan kebun teh yang sangat indah di tambah dengan udara yang sangat sejuk. Setelah kami beristirahat sejenak tak terasa waktu sudah menunjukan pukul 14.00 WIB teman-teman satu angkatan kami banyak berkumpul diluar kamar mereka masing-masing. Ternyata setelah tak lama berkumpul akhirnya kami semua memutukan untuk menagkap ikan dikolam yang cukup besar ditengah-tengah rumah antar desa ini. Aku yang merasa takut untuk menangkap ikan seperti teman-temanku hanya duduk berdiam diri melihat mereka asik masuk kedalam kolam tersebut.
Tak terasa matahari mulai tenggelam kami semua masuk ke kamar masing-masing untung bersiap-siap membersihkan diri. Dan saat malam mulai tiba kami makan malam bersama dipimpin doa oleh kepala sekolah kami. Setelah makan kami kembali lagi ke kamar kami masing-masing dan kami bergurau sejenak sebelum akhirnya kami semua tertidur untuk melanjutkan aktifitas esok hari.
Pagi ini sangat cerah, sangat baik jika digunakan untuk hal yang bermanfaat. Kami semua pergi ke jalan setapak disudut-sudut pedesaan untuk sekedar jalan-jalan kecil sambil mengelilingi desa. “Oh ya, Awe mengapa kau jalan dengan sangat cepat?” gerutuku. Awe memang berjalan begitu cepat, aku yang ikut berjalan dengan cepat samapi tidak mampu juga untuk menyusulnya. Pada saat sampai didepan sebuah lapangan besar kami semua berkumpul untuk mendengarkan instruksi dari bapak kepala sekolah. Betapa senang hatiku pada saat itu Awe duduk didepanku dan bergurau bersamaku, kami tertawa sampai terbahak-bahak sampai-sampai Bunga melihat kami dengan wajah yang sinis. “Tak apalah toh Bunga bukan siapa-siapa awe, dia juga masih hanya sebatas teman dekat” gerutuku dalam hati.
Selesai berkumpul di lapangan kami mulai bersiap-siap untuk melanjutkan perjalanan menuju Jakarta. Didalam bus betapa senangnya aku ketika aku duduk bersama Awe, tetapi tak lama kemudian Awe pindah posisi didepanku dan duduk disebelah Bunga. Kebetulan Bunga memang duduk sendirian karena teman yang duduk disebelahnya pindah ketempat duduk yang kosong untuk rebahan karena mungkin ia merasa lelah. Sebeneranya aku sangat merasa kecewa tetapi tak apa lah, aku juga tidak punya hak untuk marah karena Awe juga bukan milikku.
Sebelum sampai perjalanan kami memang mampir ke sebuah tempat wisata yaitu waduk jatiluhur yang masih terdapat di kota Purwakarta. Sebelum turun bus kami diberi makan siang oleh panitia. Aku makan didalam bus saja dan memutuskan umtuk keluar bus nanti saja karena aku masih berada dalam posisi nyaman disamping jendela bus melihat waduk yang luas dari atas bus. Disamping bus yang aku tumpangi ada juga bus lain. Dari samping bus aku melihat seorang laki-laki yang sedang memakan makan siangnya dengan sangat lahap, terlihat lucu memang ia. Tetapi aku terus saja memandanginya karena dalam satu tahun aku bersekolah di SMA ini aku baru pertama kali melihatnya. Sampai hati aku merasa lelaki itu lebih dan lebih daripada Awe.
 Saat aku sedang asyik memandingi lelaki itu aku dipanggil oleh temanku, ia mengajak aku keluar untuk berkeliling sekitar waduk. Tanpa pikir panjang aku langsung saja mengikutinya untuk keluar dari bus.Sempat terpikir dalam otakku, akan hilang kesempatanku untuk melihat laki-laki itu lagi.
Sudah puas berkeliling kami diutus untuk kembali ke dalam bus. Didalam buas aku sempat menelepon orang tuaku untuk menjemputku disekolah sesampainya nanti aku tiba. Saat itu perjalanan cukup panjang karena dijalan memang sangat macet. Awe yang masih duduk didepanku kulihat dia sudah mulai jenuh didalm bus. “Eh we anterin gue balik dong” candaku, “Ah males gue” katanya, “Sama temen jangan gitu lah, gue cewe nih masa lo tega biarin cewe pulang malem-malem sendirian” godaku, “Ah nyerah gue kalo udah diancem cewe kaya gitu, ga tega gue liat cewe kaya gitu. Iya lo gue anterin sampe depan rumah” jelasnya. Dalam hati aku bersorak gembira dan tidak ada kata-kata apapun yang akan sanggup aku katakan.
Akhirnya kamipun sampai didepan sekolah, Awe yang sudah berjanji akan mengantarku akhirnya mengajakku ketempat parkir motor yang ada dibelakang sekolah. Dalam perjalanan aku berbincang-bincang dengannya, ada tawa-tawa kecil di sela-sela percakapan kami. “Tetapi mengapa aku teringat lelaki yang ada didalam bus tadi” dalam hatiku. “Heh lewat jalan mana nih? Woyyy!!!!” bentaknya, “Eh iya lewat jalan Rawa Buaya aja lebih deket” sahutku. Aku yang sedang memikirkan dan mengingat lelaki itu tersontak kaget karena Awe telah membuyarkan dan mengagetkanku. Tak lama kemudian aku sampai di depan rumah dan aku mengucapkan terimakasih kepada Awe karena telah mengantarkanku.
Sesampainya didalam rumah aku ditanya kepada ibuku “dik siapa yang tadi mengantarmu?”, “Oh itu temen bu” sahutku singat sambil masuk kedalam kamar. Aku yang sejak dua hari lalu tidak membawa handphoneku dan merasa rindu dengan benda kecilku itu segera saja aku mengambilnya dari lemari baju dikamarku. Ternyata banyak pesan diantara sms, bbm, dan misscalled dari beberapa temanku.
Saatku membuka bbm ada sebuah invite-an dari seseorang yang namanya seperti aku tahu sebelumnya, langsung ku terima saja pertemanan itu. Dalam bbm itu ada sebuah foto, aku bukan saja foto itu dan ketika ku lihat fotonya tidak lain dan tidak bukan dia adalah lelaki yang aku lihat didalam bus tadi siang.
Ku taruh handphoneku diatas tempat tidurku untuk mengambil handuk dan bergegas ke kamar mandi untuk membersihkan badanku yang sudah tidak karuan karena aktivitas selama dua hari kemarin. Selesai mandi aku membuka handphoneku dan melihat ada sebuah bbm dari sesorang yang bernama Andre. Ya, Andre lelaki yang ada disamping busku yang tadi siang sempat aku perhatikan. “Hai apa kabar?” sapanya, “Iya gue baik kok, ada apa ya?” balasku, “Oh iya, enggak apa-apa kok cuma iseng. Gimana acara kemaren? Seru gak?” balasnya, “Lumayan lah hehe” jawabku singkat. Akupun tertidur pulas sampai keeseokan harinya.
Hari ini adalah hari senin, wakunya aku bersiap-siap untuk kembali ke sekolah. Karena aku orang yang tergolong keingintahuannya yang tinggi aku bertanya kepada salah seorang temanku yang terkenal up-to-date tentang gosing-gosip disekolah dan pastinya dia juga tahu dan banyak kenal orang-orang yang ada disekolah ini. Aku ingin melihat lebih jelas Andre dari dekat. Sebut saja namanya Nona “Non gue mau nanya deh” tanyaku, “Nanya apa?” sahutnya, “Lo kenal sama yang namanya Andre gak?” balasku, “Andre mana ya? Nama Andre kan banyak” katanya, “Itu loh Andre anak 11 IPS 1” balasku lagi, “Oh iya kenal yang ganteng itu kan ya” jawabnya, “Hmmm....gatau deh pokoknya Andre anak 11 IPS 1” balasku lagi, “Iya pasti dia deh, kenapa emang lo suka?” godanya, “Ah enggak apaan sih lo” jawabku sambil masuk kedalam kelas.
Setelah jam pelajaran selesai Nona memanggilku dari luar kelas dengan suara yang sangat keras hingga masuk sampai ke gendang telingaku. “Yas yas sini deh keluar cepetaan” katanya, “Ada apaan sih Non heboh banget lo kayaknya” kataku, “Sini cepet ikut, liat tuh itu yang namanya Andre” katanya, “Oh yang itu” jawabku singkat, “Iya itu” jawab Nona, “Yaudah makasih ya udah ngasih tau, udah ya gue mau balik duluan” jawabku.
Sesampainya aku dirumah aku rebahan sebentar diatas tempat tidurku sambil bermain main dengan telepon genggamku. Ku buka bbm dan disitu sudah ada sebuah pesan lagi dari Andre. “Hai yas udah pulang lo?” katanya, “Udah nih baru aja sampe rumah” balasku, “Kok ga main dulu? Biasanya kan anak-anak pada demen nongkrong” balasnya, “Ah enggak gue jarang nongkrong gitu deh lagian gue juga lagi capek. Lo sendiri kenapa gak nongkrong?” kataku, “Oh kalo gue sih emang gasuka nongkrong gitu, gue mending langsung pulang trus main games dirumah hehe” balasnya lagi. Dari percakapan yang kian hari semakin sering terjadi, kami menajdi lebih dekat.
Suatu ketika ada sebuah bbm dari temanku yang bernama Akang, ya Akang adalah seseorang yang memberikan nomor handphoneku kepada Andre. “Yas yas” katanya, “Apa?” jawabku singkat, “Ada yang mau kenalan nih sama lo” katanya, “Siapa?” balasku lagi, “Andre” jawabnya, “Oh gue udah kenal” balasku, “Iya dia mau kenal lo lebih deket” katanya, “Maaf ya kang sebenernya gue gamau pacaran dulu kalo cuma mau temenan aja gapapa kok” jelasku. Akang tak lagi membalas bbm dariku. Aku memang belum berencana untuk memulai suatu hubungan baru walaupun sebenarnya kadang aku merasa kesepian. Banyak juga yang ingin dekat denganku teatpi aku tidak meghiraukannya karena sebelumnya aku pernah sakit hati dalam menjalin hubungan. Oleh karena itu aku masih ingin sendiri walaupun kadang aku juga kagum pada beberapa laki-laki.
Keesokan harinya Akang mengirim bbm kepadaku lagi, ia menjelaskan bahwa Andre tidak seperti laki-laki lain. Aku tidak begitu saja mempercayainya karena aku berfikir bahwa kalau teman pasti akan berbicara yang baik-baik untuk menceritakan teman baiknya.
Tak habis akal untuk mendekatiku, Andre masih terus mengirmkan bbm kepadaku. Aku juga membalasnya karena aku juga tidak mau dibilang sebagai cewek sombong. Setelah beberapa minggu berlalu aku merasakan keanehan pada diriku sendiri, karena semakin lama aku berbincang dengan Andre di bbm aku mulai merasakan butiran-butiran rasa kagum kepadanya tumbuh. Tak terasa juga hubunganku semakin dekat dengannya.
Dua bulan aku mengenalnya, tepat tanggal 12 Desember 2012 Andre menyatakan perasaannya padaku didepan kelasku pada saat banyak orang-orang disana. Aku sangat merasa malu tetapi aku tidak sanggup untuk berkata tidak. Aku menerima perasaannya. Aku melihat rona wajah Andre dia juga sangat terlihat gembira. Dan aku berharap hubunganku dengannya akan bertahan lama tidak seperti hubunganku sebelumnya dengan yang lalu.

Pengertian terorisme




Pengertian Terorisme

Terorisme adalah klimaks dari sebuah aksi kekerasan. Memang tidak semua kekerasan disebut teror tetapi teror sudah pasti kekerasan, terorisme tidak sama dengan intimidasi atau sabotase. Sasaran intimidasi dan sabotase umumnya langsung, sedangkan terorisme tidak, korban tindakan terorisme seringkali adalah orang yang tidak bersalah. Terorisme bermaksud ingin menciptakan sensasi agar masyarakat luas memperhatikan apa yang mereka perjuangkan dan memberikan dukungan. Mereka seringkali mengeluarkan pernyataan dan tuntutan mereka ingin menarik perhatian masyarakat luas dan memanfaatkan media massa untuk menyuarakan pesan-pesan perjuangan. Meskipun diakui pengertian terorisme belum baku, namun yang pasti hakikat terorisme mengandung perbuatan kekerasan atau ancaman kekerasan yang berkarakter idiologis atau politik.
Istilah terorisme beraal dari teror menjelaskan suatu sistem tindakan politik ditunjukan untuk menanamkan arasa takut dalam kelompok sosial. Komunitas ras atau agama dan dalam beberapa kasus untuk mengacaukan dan mendapatkan revolusi secara umum istilah terorisme diartikan sebagai bentuk serangan idiologi terkoordinasi yang dilancarkan oleh kelompok tertentu dengan maksud untuk membangkitkan perasaan takut dikalangan masyarakat. Gerakan ini sering menggunakan teknik bom bunuh diri ataupun serangan griliya yang dilakukan oleh anggota kelompok secara sukarela.
Jadi, jelas disini bahwa agama tidak ada kaitannya dengan aksi terorisme. Baik agama islam, kristem protestan, katolik, hindu, budha dan konghucu sama sekali tidak ada mengajarkan yang namannya  kekerasan agama selalu mengajarkan kebaikan, keadilan dan kedamaian. Jika agama mengajarkan kekerasan dan terorisme maka itu agama yang tak bertuhan melainkan itu agama yang diciptakan oleh manusia yang tak beradab dan tak bertuhan.