Siapa
Dia?
Oleh:
Eliska Tejaningtyas (1SA03)
Siang
itu waktu menunjukan pukul 14.00 WIB, handphoneku
bergetar dan berbunyi dari saku bajuku. Lalu aku membuka handphoneku yang ternyata ada sebuah
pesan dari seseorang yang tidak aku kenal. Dia menyapaku dengan kata-kata yang
mungkin setiap wanita akan mengira dan bertanya-tanya siapa dia. Ya, dia adalah
seorang laki-laki yang aku pun tidak pernah sekalipun tahu namanya. “Hai”
katanya, “Siapa ini?” kataku, “Boleh kenalan?”. Karena aku tergolong orang yang masa bodo, aku biarkan
saja pesan itu tanpa membalas sepatah kata pun.
Beberapa
minggu berlalu setelah kejadian itu, entah keisenganku yang berawal darimana
aku membuka handphoneku dan
membolak-balikan pesan dari atas ke bawah dan dari bawah keatas. Ada sebuah
pesan dari tiga hari yang lalu yang tak sempat aku baca, dan yang mengejutkan
adalah pesan itu dari seseorang yang beberapa minggu lalu mengirimkan pesan
padaku. “Eh eh” katanya, “Oh ya sorry
gue baru buka bbm lo nih. Lo siapa sih sebenarnya?” balasku, “Kenalin gue Andre
dari kelas 11 IPS 1, gue ganggu lo gak nih?” katanya, “Oh ya? By the way lo dapet nomer gue darimana?
Iya ga ada masalah, lo ga ganggu gue sama sekali kok” jawabku, “Dari temen lo
anak sebelah si Akang” balasnya, “Oh dia”. Tak terasa didalam sebuah pesan kami
menjadi lebih akrab.
Sekitar
pertengahan bulan sekolahku mengadakan study tour ke daerah Purwakarta Jawa
Barat selama dua hari satu malam. Pada saat itu aku sedang sendiri, kalau
bahasa anak gaul zaman sekarang adalah “Jomblo” he..he..he, tidak seperti temen-temanku
yang lain yang memiliki pasangan pada saat berpergian kesana. Tetapi, aku tidak
merasa sendiri juga karena temanku juga banyak yang tidak memiliki pasangan.
So, kami memang senasib. Walaupun dalam hati aku sangat berharap dan memimpikan
seorang pangeran yang bisa menemaniku bermain-main dan bersama dalam kegiatan
tersebut.
Dalam
perjalanan menuju ke tempat yang akan kita tuju kami berangkat pukul 07.00 WIB.
Perjalanan dapat kami tempuh dalam waktu tiga jam saja. Dalam perjalanan aku
duduk disamping chairmate-ku dan
tepat dibelakang sesorang yang aku suka. Sebut saja namanya Awe, karena pada
saat aku pertama kali melihat dia aku melihat dia itu orang yang sanagat Awesome, maka dari itu aku memeberi
namanya Awe. Alasan aku menyukainya juga karena Awe adalah sosok orang yang
pemberani, berwibawa, baik hati, dan taat kepada agamanya. Tetapi, ada yang
membuatku merasa sedih, si Awe ternyata mengagumi teman sekelasku juga sebut
saja namanya Bunga.
Bunga
seperti bunga kebanyakan yang biasa dilihat orang bunga yang cantik, indah, dan
menawan. Bunga ini seorang gadis cantik dan berbakat, tidak hanya pintar dalam
pelajaran disekolah tetepi dia juga mempunyai bakat lain seperti melukis dan
menyanyi. Dia mempunyai suara yang sangat indah. Bunga pun sepertinya juga
menyukai Awe, tetapi karena aku orang yang pandai menjaga rahasia tentang
perasanku sendiri ku biarkan saja mereka saling berdekatan walaupun sebenarnya
aku memendam rasa kecewa.
Tak
terasa setelah tiga jam kami sampai ditempat tujuan, lalu kami mencari kamar
masing-masing untuk menaruh barang bawaan kami. Oh iya, disana kami tidak tidur
di hotel tetapi tidur di rumah-rumah warga. Rumah itu seperti rumah yang
terbuat dari anyaman bambu, menurut guruku kami diajak belajar untuk merasakan
bagaimana tinggal disebuah pedesaan seperti ini. Disana pemandangannya sangat
indah seperti pegunungn yang menjulang tinggi, sawah-sawah yang terbentang
luas, dan hamparan kebun teh yang sangat indah di tambah dengan udara yang
sangat sejuk. Setelah kami beristirahat sejenak tak terasa waktu sudah
menunjukan pukul 14.00 WIB teman-teman satu angkatan kami banyak berkumpul
diluar kamar mereka masing-masing. Ternyata setelah tak lama berkumpul akhirnya
kami semua memutukan untuk menagkap ikan dikolam yang cukup besar
ditengah-tengah rumah antar desa ini. Aku yang merasa takut untuk menangkap
ikan seperti teman-temanku hanya duduk berdiam diri melihat mereka asik masuk kedalam
kolam tersebut.
Tak
terasa matahari mulai tenggelam kami semua masuk ke kamar masing-masing untung
bersiap-siap membersihkan diri. Dan saat malam mulai tiba kami makan malam
bersama dipimpin doa oleh kepala sekolah kami. Setelah makan kami kembali lagi
ke kamar kami masing-masing dan kami bergurau sejenak sebelum akhirnya kami
semua tertidur untuk melanjutkan aktifitas esok hari.
Pagi
ini sangat cerah, sangat baik jika digunakan untuk hal yang bermanfaat. Kami
semua pergi ke jalan setapak disudut-sudut pedesaan untuk sekedar jalan-jalan
kecil sambil mengelilingi desa. “Oh ya, Awe mengapa kau jalan dengan sangat
cepat?” gerutuku. Awe memang berjalan begitu cepat, aku yang ikut berjalan
dengan cepat samapi tidak mampu juga untuk menyusulnya. Pada saat sampai
didepan sebuah lapangan besar kami semua berkumpul untuk mendengarkan instruksi
dari bapak kepala sekolah. Betapa senang hatiku pada saat itu Awe duduk
didepanku dan bergurau bersamaku, kami tertawa sampai terbahak-bahak
sampai-sampai Bunga melihat kami dengan wajah yang sinis. “Tak apalah toh Bunga
bukan siapa-siapa awe, dia juga masih hanya sebatas teman dekat” gerutuku dalam
hati.
Selesai
berkumpul di lapangan kami mulai bersiap-siap untuk melanjutkan perjalanan
menuju Jakarta. Didalam bus betapa senangnya aku ketika aku duduk bersama Awe,
tetapi tak lama kemudian Awe pindah posisi didepanku dan duduk disebelah Bunga.
Kebetulan Bunga memang duduk sendirian karena teman yang duduk disebelahnya
pindah ketempat duduk yang kosong untuk rebahan karena mungkin ia merasa lelah.
Sebeneranya aku sangat merasa kecewa tetapi tak apa lah, aku juga tidak punya
hak untuk marah karena Awe juga bukan milikku.
Sebelum
sampai perjalanan kami memang mampir ke sebuah tempat wisata yaitu waduk
jatiluhur yang masih terdapat di kota Purwakarta. Sebelum turun bus kami diberi
makan siang oleh panitia. Aku makan didalam bus saja dan memutuskan umtuk
keluar bus nanti saja karena aku masih berada dalam posisi nyaman disamping
jendela bus melihat waduk yang luas dari atas bus. Disamping bus yang aku
tumpangi ada juga bus lain. Dari samping bus aku melihat seorang laki-laki yang
sedang memakan makan siangnya dengan sangat lahap, terlihat lucu memang ia.
Tetapi aku terus saja memandanginya karena dalam satu tahun aku bersekolah di SMA
ini aku baru pertama kali melihatnya. Sampai hati aku merasa lelaki itu lebih
dan lebih daripada Awe.
Saat aku sedang asyik memandingi lelaki itu
aku dipanggil oleh temanku, ia mengajak aku keluar untuk berkeliling sekitar
waduk. Tanpa pikir panjang aku langsung saja mengikutinya untuk keluar dari
bus.Sempat terpikir dalam otakku, akan hilang kesempatanku untuk melihat
laki-laki itu lagi.
Sudah
puas berkeliling kami diutus untuk kembali ke dalam bus. Didalam buas aku
sempat menelepon orang tuaku untuk menjemputku disekolah sesampainya nanti aku
tiba. Saat itu perjalanan cukup panjang karena dijalan memang sangat macet. Awe
yang masih duduk didepanku kulihat dia sudah mulai jenuh didalm bus. “Eh we
anterin gue balik dong” candaku, “Ah males gue” katanya, “Sama temen jangan
gitu lah, gue cewe nih masa lo tega biarin cewe pulang malem-malem sendirian”
godaku, “Ah nyerah gue kalo udah diancem cewe kaya gitu, ga tega gue liat cewe
kaya gitu. Iya lo gue anterin sampe depan rumah” jelasnya. Dalam hati aku bersorak
gembira dan tidak ada kata-kata apapun yang akan sanggup aku katakan.
Akhirnya
kamipun sampai didepan sekolah, Awe yang sudah berjanji akan mengantarku
akhirnya mengajakku ketempat parkir motor yang ada dibelakang sekolah. Dalam
perjalanan aku berbincang-bincang dengannya, ada tawa-tawa kecil di sela-sela
percakapan kami. “Tetapi mengapa aku teringat lelaki yang ada didalam bus tadi”
dalam hatiku. “Heh lewat jalan mana nih? Woyyy!!!!” bentaknya, “Eh iya lewat
jalan Rawa Buaya aja lebih deket” sahutku. Aku yang sedang memikirkan dan
mengingat lelaki itu tersontak kaget karena Awe telah membuyarkan dan
mengagetkanku. Tak lama kemudian aku sampai di depan rumah dan aku mengucapkan
terimakasih kepada Awe karena telah mengantarkanku.
Sesampainya
didalam rumah aku ditanya kepada ibuku “dik siapa yang tadi mengantarmu?”, “Oh
itu temen bu” sahutku singat sambil masuk kedalam kamar. Aku yang sejak dua
hari lalu tidak membawa handphoneku dan merasa rindu dengan benda kecilku itu
segera saja aku mengambilnya dari lemari baju dikamarku. Ternyata banyak pesan
diantara sms, bbm, dan misscalled dari beberapa temanku.
Saatku
membuka bbm ada sebuah invite-an dari
seseorang yang namanya seperti aku tahu sebelumnya, langsung ku terima saja
pertemanan itu. Dalam bbm itu ada sebuah foto, aku bukan saja foto itu dan
ketika ku lihat fotonya tidak lain dan tidak bukan dia adalah lelaki yang aku
lihat didalam bus tadi siang.
Ku
taruh handphoneku diatas tempat
tidurku untuk mengambil handuk dan bergegas ke kamar mandi untuk membersihkan
badanku yang sudah tidak karuan karena aktivitas selama dua hari kemarin. Selesai
mandi aku membuka handphoneku dan melihat ada sebuah bbm dari sesorang yang
bernama Andre. Ya, Andre lelaki yang ada disamping busku yang tadi siang sempat
aku perhatikan. “Hai apa kabar?” sapanya, “Iya gue baik kok, ada apa ya?”
balasku, “Oh iya, enggak apa-apa kok cuma iseng. Gimana acara kemaren? Seru
gak?” balasnya, “Lumayan lah hehe” jawabku singkat. Akupun tertidur pulas
sampai keeseokan harinya.
Hari
ini adalah hari senin, wakunya aku bersiap-siap untuk kembali ke sekolah.
Karena aku orang yang tergolong keingintahuannya yang tinggi aku bertanya
kepada salah seorang temanku yang terkenal up-to-date
tentang gosing-gosip disekolah dan pastinya dia juga tahu dan banyak kenal orang-orang
yang ada disekolah ini. Aku ingin melihat lebih jelas Andre dari dekat. Sebut
saja namanya Nona “Non gue mau nanya deh” tanyaku, “Nanya apa?” sahutnya, “Lo
kenal sama yang namanya Andre gak?” balasku, “Andre mana ya? Nama Andre kan
banyak” katanya, “Itu loh Andre anak 11 IPS 1” balasku lagi, “Oh iya kenal yang
ganteng itu kan ya” jawabnya, “Hmmm....gatau deh pokoknya Andre anak 11 IPS 1”
balasku lagi, “Iya pasti dia deh, kenapa emang lo suka?” godanya, “Ah enggak
apaan sih lo” jawabku sambil masuk kedalam kelas.
Setelah
jam pelajaran selesai Nona memanggilku dari luar kelas dengan suara yang sangat
keras hingga masuk sampai ke gendang telingaku. “Yas yas sini deh keluar
cepetaan” katanya, “Ada apaan sih Non heboh banget lo kayaknya” kataku, “Sini
cepet ikut, liat tuh itu yang namanya Andre” katanya, “Oh yang itu” jawabku
singkat, “Iya itu” jawab Nona, “Yaudah makasih ya udah ngasih tau, udah ya gue
mau balik duluan” jawabku.
Sesampainya
aku dirumah aku rebahan sebentar diatas tempat tidurku sambil bermain main
dengan telepon genggamku. Ku buka bbm dan disitu sudah ada sebuah pesan lagi
dari Andre. “Hai yas udah pulang lo?” katanya, “Udah nih baru aja sampe rumah”
balasku, “Kok ga main dulu? Biasanya kan anak-anak pada demen nongkrong” balasnya,
“Ah enggak gue jarang nongkrong gitu deh lagian gue juga lagi capek. Lo sendiri
kenapa gak nongkrong?” kataku, “Oh kalo gue sih emang gasuka nongkrong gitu,
gue mending langsung pulang trus main games
dirumah hehe” balasnya lagi. Dari percakapan yang kian hari semakin sering
terjadi, kami menajdi lebih dekat.
Suatu
ketika ada sebuah bbm dari temanku yang bernama Akang, ya Akang adalah
seseorang yang memberikan nomor handphoneku
kepada Andre. “Yas yas” katanya, “Apa?” jawabku singkat, “Ada yang mau kenalan
nih sama lo” katanya, “Siapa?” balasku lagi, “Andre” jawabnya, “Oh gue udah
kenal” balasku, “Iya dia mau kenal lo lebih deket” katanya, “Maaf ya kang
sebenernya gue gamau pacaran dulu kalo cuma mau temenan aja gapapa kok”
jelasku. Akang tak lagi membalas bbm dariku. Aku memang belum berencana untuk
memulai suatu hubungan baru walaupun sebenarnya kadang aku merasa kesepian.
Banyak juga yang ingin dekat denganku teatpi aku tidak meghiraukannya karena
sebelumnya aku pernah sakit hati dalam menjalin hubungan. Oleh karena itu aku
masih ingin sendiri walaupun kadang aku juga kagum pada beberapa laki-laki.
Keesokan
harinya Akang mengirim bbm kepadaku lagi, ia menjelaskan bahwa Andre tidak
seperti laki-laki lain. Aku tidak begitu saja mempercayainya karena aku
berfikir bahwa kalau teman pasti akan berbicara yang baik-baik untuk
menceritakan teman baiknya.
Tak
habis akal untuk mendekatiku, Andre masih terus mengirmkan bbm kepadaku. Aku
juga membalasnya karena aku juga tidak mau dibilang sebagai cewek sombong.
Setelah beberapa minggu berlalu aku merasakan keanehan pada diriku sendiri,
karena semakin lama aku berbincang dengan Andre di bbm aku mulai merasakan
butiran-butiran rasa kagum kepadanya tumbuh. Tak terasa juga hubunganku semakin
dekat dengannya.
Dua
bulan aku mengenalnya, tepat tanggal 12 Desember 2012 Andre menyatakan
perasaannya padaku didepan kelasku pada saat banyak orang-orang disana. Aku
sangat merasa malu tetapi aku tidak sanggup untuk berkata tidak. Aku menerima
perasaannya. Aku melihat rona wajah Andre dia juga sangat terlihat gembira. Dan
aku berharap hubunganku dengannya akan bertahan lama tidak seperti hubunganku
sebelumnya dengan yang lalu.